Pelajaran Dari Kisah Nabi Ibrahim as: Berbaik Sangka Kepada Allah Swt

kisah nabi ibrahim as, nabi ibrahim as

Berbaik sangka kepada allah swt

Di dalam kitab; Anbiya allah (nabi nabi allah) dikarang oleh Ahmad Bahjat beliau menjelaskan: Pada suatu hari, ibrahim as terbangun dari tidurnya. Tiba tiba dia memerintahkan kepada istrinya, siti hajar untuk mempersiapkan perjalanan dengan membawa bayinya. Perempuan itu segera berkemas untuk melakukan perjalanan yang panjang. Pada saat itu nabi ismail masih bayi dan belum disapih.

Nabi Ibrahim as melangkahkan kaki menyusuri bumi yang penuh dengan pepohonan dan rerumputan, sampai akhirnya tiba di padang sahara. Beliau terus berjalan hingga mencapai pegunungan, kemudian masuk ke daerah jazirah arab. Ibrahim menuju ke sebuah lembah yang tidak ditumbuhi tanaman, tidak ada buah buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tempat itu menunjukkan tidak ada kehidupan di dalamnya.

Ditempat itu beliau turun dari punggung hewan tunggangannya, kemudian menurunkan istri dan anaknya. Setelah itu tanpa berkata kata beliau meninggalkan istri dan anaknya di sana. Mereka berdua hanya dibekali sekantung makanan dan sedikit air yang tidak cukup dua hari. Setelah melihat kiri dan kanan beliau melangkah meninggalkan tempat itu.

Tentu saja siti hajar terperangah diperlakukan demikian, dia membuntuti suaminya dari belakang sambil bertanya "Ibrahim hendak pergi ke manakah engkau? Apakah engkau akan meninggalkan kami dilembah yang tidak ada sesuatu apapun ini?"

Nabi Ibrahim as tidak menjawab pertanyaan istrinya. Beliau terus saja berjalan, siti hajar kembali mengulang pertanyaannya, tetapi ibrahim as tetap membisu. Akhirny siti hajar paham bahwa suaminya pergi bukan kemauannya sendiri. Dia mengerti bahwa allah memerintahkan suaminya untuk pergi. Maka kemudian dia bertanya:

"Apakah allah yang memerintahkan kamu untuk pergi meninggalkan kami?" Ibrahim menjawab: "Benar". Kemudian istri yang salihah dan beriman itu berkata: "Kami tidak akan tersia siakan selagi allah bersama kami. Dialah yang memerintahkan engkau pergi". Kemudian Ibrahim terus berjalan meninggalkan mereka.

Lihatlah bagaimana nabi ibrahim as dan siti hajar mampu berbaik sangka kepada allah swt. Mereka meyakini bahwa selagi mereka bersama allah, maka tidak akan ada yang menyengsarakannya, tidak akan ada yang akan mencelakainya, tidak akan ada yang dapat melukainya.

Bila kita lihat banyaknya manusia yang frustasi dalam kehidupan ini atau banyaknya manusia sengsara bukan karena sedikitnya nikmat yang allah swt berikan kepada mereka, akan tetapi karena sedikitnya husnudzon (Berbaik sangka) kepada kebaikan allah swt. Padahal nikmat yang allah berikan lebih banyak dari pada siksanya. Oleh karena itu kita harus berbaik sangka kepada allah swt, karena allah menjelaskan dalam hadits qudsi bahwa dia sesuai prsangka hambanya:

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, Allah berfirman: "Aku tergantung pada prasangka hambaku, dan aku bersamanya jika ia mengingatku, jika ia mengingatku dalam jiwanya, maka aku akan mengingatkannya dalam diriku, dan jika ia mengingatku dalam lintasan pikirannya, niscaya aku akan mengingatnya dalam pikirannya kebaikan darinya (amal amalnya), dan jika ia mendekat kepadaku setapak, maka aku akan mendekatkannya kepadaku sehasta, jika ia mendekat kepadaku sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepadaku sedepa, dan jika ia mendtangiku dengan berjalan, maka aku akan menghampirinya dengan berlari". (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Manusia wajib berbaik sangka kepada allah apapun keadaannya. Allah akan berbuat terhadap hambanya sesuai prasangkaannya. Seorang hamba yang bijak adalah mereka  yang senantiasa berbaik sangka kepada allah dalam setiap keadaan. Jika dia diberi kenikmatan, ia merasa bahwa hal ini adalah karunia dari allah. Ia tidak merasa dimuliakan dengan kenikmatan duniawi tersebut. Jika dia diuji dengan penderitaan atau kekurangan, ia merasa bahwa allah sedang mengujinya agar ia dapat meraih tempat yang mulia. Ia tidak berburuk sangka dengan menganggap allah tidak adil atau allah telah menghinakannya.

Semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu berperasangka baik terhadap allah swt sang pencipta, karena allah swt berbuat suatu terhadap hambanya, tergantung prasangka seorang hamba kepada allah swt. Semoga kita diberikan rezeki yang melimpah dan umur yang panjang, agar kita bisa senantiasa berubah menjadi orang yang lebih baik. !!


Pelajaran Dari Kisah Nabi Ibrahim as: Berbaik Sangka Kepada Allah Swt Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown
Unknown said...

alhamdulillah, bisa baca materi pembahasan sebagus ini, terima kasih kakak...

Unknown said...

Sama sama dek :), semoga artikel nya bermanfaat, dan terima kasih sudah berkunjung :)

silmyputrazati said...

Alhamdulillah aku mendaptkan nilai yang sangat memuaskan,makasih

Post a Comment