Nabi Hud as adalah putraSam bin Nuh. Dengan demikian beliau adalah cucu nabi nuh as. Nabi Hud as diutus oleh allah swt kepada umatnya, yaitu kaum 'Ad yang bertempat tinggal di utara Hadhramaut, yaman selatan.
Nabi Nuh menyeru kaumnya untuk menyembah allah swt, meninggalkan penyembahan berhala, daan melarang mereka menganiaya sesamanya. Kaum 'ad termansyur karea mereka rata rata memiliki tubuh yang besar besar dan kuat. Mereka mempunyai kebun kebun yang luas dan hasil bumi yang berlipat ganda.
Dengan kekeyaan yang melimpah itu, mereka dapat membuat rumah serta istana yang indah dan megah. sebagai tempat tinggal masing masing. Namun, justru karena kebahgiaan hidup itulah mereka lupa akan asal usulnya. Mereka tidak menyadari, dari mana sebenarnya kekayaan itu mereka peroleh.
Mereka malah menyembah batu batu. Dan kepada benda benda itulah mereka berterima kasih atas nikmat dan rahmat yang telah diperolehnya. Begitu pula, kepada batu batu itulah mereka memohon pertolongan bila di timpa kesusahan.
Seruan Nabi Hud Kepada kaum 'ad
Karena kesesatan kaumnya itulah nabi hud as menyeru mereka, sebagaimana diterangkan di dalam Al-qur'an: "Dan berkata kaum 'ad saudara mereka, hud berkata: "Hai kaumku, sembahlah allah swt, sekali kali tidak ada bagimu tuhan selain dia. Kamu hanya mengada ngadakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu atas seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari allah swt yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkannya?" dan dia berkata: "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada tuhanmu, lalu bertobatlah kepadanya, niscaya dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepadamu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". (QS. Hud: 50-52).
Seruan Nabi Hud as itu dijawab oleh kaumnya sebagai berikut: "Kaum 'ad berkata: "Hai hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali kali tidak akan meninggalkan sembahan sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali kali tidak akan mempercayai mu. Kami tidak menimpakan penyakit gila atasmu". Maka Hud menjawab: "Sesungguhnya bahwa aku bersaksi kepada allah, dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dari selainnya. Karenanya jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku" (QS. Hud: 53-55).
Begitulah dialog yang terjadi antara nabi hud as dengan kaumnya, kaum 'ad berpendapat bahwa mereka yang mau mengikuti nabi hud as adalah manusia bodoh. Mereka merasa diri mereka gagah dan berani serta pandai. SIfat takabur itu sudah tidak dapat diubah lagi oleh siapapun, termasuk ajakan nabi hud as. Padahal, kalau benar mereka adalah orang yang pandai, seperti anggapannya mestinya mereka tidak mau menghambakan dirinya kepada berhala berhala dari batu yang jelas tidak dapat mendengar dan melihat, apalagi memberi.
Demikianlah keadaan kaum 'Ad yang kafir dan zalim itu, namun nabi hud as terus saja menyeru mereka, meskipun sambutan yang diperoleh beliau amat mengecewakan. Beratus ratus tahun seruan didengungkan oleh nabi hud, tetapi kaumnya tetap ingkar, kecuali hanya sedikit sekali yang mau mengikuti ajaran ajaran beliau. Di dalam al-qur'an allah swt menerangkan:
"Kaum 'Ad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka, Hud berkata: "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah rasul/nabi kepercayaan yang diutus kepadamu. Maka bertakwalah kepada allah dan taatilah aku. Sekali kali aku tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari allah semesta alam. Apakah kamu mendirikan pada tiap tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain main, dan kamu membuat benteng benteng agar kamu kekal? Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang orang kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada allah dan taatilah aku. Dan bertakwalah kepada allah yang telah menganugrahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. Dia telah menganugrahkan kepadamu binatang binatang ternak, anak anak, kebun kebun, dan mata air. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar". Kaum 'ad menjawab: "Adalah sama saja bagi kami, kamu beri nasihat atau tidak (Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang terdahulu, dan kami sekali kali tidak akan diazab". (QS. Asy-Syu'ara: 123-138).
Azab ditimpakan atas kaum 'ad
Karena hebatnya keingkaran kaum 'Ad terhadap ajaran nabi hud as, maka jatuhlah keputusan allah swt atas mereka. Bagaimana gagah beraninya manusia di muka bumi ini, apabila datang siksaan allah, maka semuanya pun akan binasa, seketika itu.
Tiba tiba terlihat awan yang hitam terbentang panjang. Semua penduduk melihat keatas. Maka berkatalah mereka yang ingkar: "Lihatlah awan itu, sebentar lagi hujan akan turun untuk menyiram tanah dan tanaman tanaman kita, dan memberi minum kepada binatang binatang ternak kita". Nabi hud as berkata: "Itu bukan awan rahmat, tetapi awan yang membawa angin samun, yang akan membinasakan kamu semuanya, angin yang penuh dengan azab yang sangat pedih".
Kemudian mulailah angin berembus dengan dahsyat. Binatang binatang ternak pun berhamburan keluar dan terbang dibawa angin. begitu pula semua benda milik mereka. Gunung gunung pun menjadi hancur. Mulalilah kaum 'Ad merasa takut dan brlarian kesana kemari untuk mencari perlindungan. Mereka masuk ke rumah masing masing. Selama tujuh malam angin siksaan itu bertiup hebat, sehingga kaum 'ad roboh bergelimpangan dan mati, seperti pohon pohon yang tumbang. Sementara itu, nabi hud as beserta pengiikutnya yang beriman berada di dalam keselamatan. Allah berfirman :
"Adapun kaum 'Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus menerus, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu, mati bergelimpangan seperti pelepah pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka". (QS. Al-Haqqah: 6-8).
Di ayat lain allah swt juga berfirman: "Tatkala datang azab kami, kami selamatan Hud dan orang orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari kami, dan kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang berat". (QS. Hud: 58).
Setelah terjadinya malapetaka yang mengerikan itu, nabi hud as kemudian berpindah tempat tinggal ke negeri Hadhramaut yaman, sampai akhir hayatnya. Negeri kaum 'Ad tidak layak lagi ditempati karena sudah hancur berantakan".
Post a Comment