Nabi Musa Bertemu Dengan Nabi Syu'aib
Karena letih dalam perjalanannya, nabi musa as kemudian berhenti sebentar di bawah sebuah pohon kayu dan berteduh. Dari tempat itu nabi musa as melihat serombongan laki laki pengembala yang berebutan untuk mengambil air dari sebuah sumur bagi kambing kambing mereka. Di tengah tengah mereka terdapat dua orang gadis yang menunggu dengan sabar untuk juga mengambil air bagi ternak ternaknya.
Nabi musa as tak tega melihat itu, maka segera beliau bangkit untuk menolong kedua gadis itu mengambil air itu, kemudian meminumkan air itu kepada ternak ternaknya. Setelah itu, nabi musa as kembali ke tempatnya semula di bawah pohon kayu dekat sumur itu.
Beberapa lama kemudian, datanglah salah seorang gadis yang baru ia tolong itu. Dengan tersipu gadis itu berkata: "Ayahku mengundang tuan untuk datang ke rumah kami, karena beliau hendak membalas kebaikan tuan". Maka pergilah musa bersama gadis itu menuju suatu tempat. Sampai di sana, nabi musa as bertemu dengan ayah kedua gadis itu, yang tak lain adalah nabi syu'aib as.
Di rumah nabi syu'aib as, nabi musa as dijamu dengan penuh hormat. Kemudian ia menceritakan semua peristiwa yang dialaminya hingga ia dikejar kejar oleh tentara fir'aun. Maka berkatalah nabi syu'aib as: "Janganlah engkau takut. Sesungguhnya engkau terlepas dari kaum yang zalim".
Pembicaraan kedua orang itu usai, dan musa tampaknya akan bersiap siap untuk melanjutkan perjalanannya. Tiba tiba, salah seorang anak gadis nabi syu'aib as berkata kepada ayahnya: "Wahai ayah, janganlah ia anda lepas begitu saja. Biarlah ia tinggal bersama kita dan ikut menjaga ternak ternak kita. DI dalam al-qur'an allah swt menggambarkan kisah itu dengan firmannya: "Salah seorang dari kedua gadis itu berkata: "Wahai bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik untuk anda ambil dan bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. Al-qashash: 26).
Maka nabi syu'aib as menawarkan kepada nabi musa as untuk mengambil salah seorang anak gadisnya menjadi istrinya. Hal ini disebutkan di dalam al-qur'an: "Berkatalah (syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua putriku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku selama delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak akan memberati kamu. Dan kamu insya allah akan mendapati termasuk orang orang yang baik" (QS. Al-qashash: 27).
Nabi musa as menyetujui tawaran nabi syu'aib as itu. Maka kawinlah ia dengan putrinya, dan memenuhi apa yang telah di janjikannya sebagai mas kawinnya.
Nabi Musa Kembali Ke Mesir
Setelah genap masanya ia bekerja dengan nabi syu'aib, sesuai dengan perjanjian, nabi musa as Meminta izin kepada mertuanya itu untuk pergi ke negeri mesir beserta istrinya. Maka berangkatlah suami istri itu melalui jalan jalan kecil karena khawatir diketahui oleh kaki tangan fir'aun yang zalim.
Dalam perjalanan itu, dari kejahuan nabi musa as melihat api yang menyala nyala. Terpikir olehnya untuk mengambil api itu sebagai penyuluh di dalam perjalanannya. Maka diperintahkannya istrinya untuk menunggu sementara ia sendiri pergi menghampiri api itu. Sampai di sana, nabi musa as merasa terkejut dan keheranan. Api itu ternyata melekat pada sebatang pohon, dan pohon itu tidak terbakar karenanya. Nabi musa as mendekati api itu. Tiba tiba terdengar suara yang tidak ia ketahui dari mana datangnya. Itulah wahyu allah yang ia terima untuk pertama kalinya.
Di dalam al-qur'an allah swt menerangkan dengan firmannya: "Maka tatkala musa sampai tempat api itu, diserulah ia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkati, dari sebatang pohon kayu Yaitu: "Wahai musa, sesungguhnya aku adalah allah, tuhan semesta alam. Maka lemparkanlah tongkatmu". Tatkala tongkat itu menjadi ular dan musa melihatnya bergerak gerak seolah olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (kemudian musa diseru): "Hai musa, datanglah kepadaku dan janganlah kamu takut. Sesunggunya kamu termasuk orang orang yang aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada fir'aun dan pembesar pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang orang yang fasik". (QS. Al-Qashash: 30-32).
Nabi Musa Menghadap Fir'aun
Sampai di negeri mesir, nabi musa as menghadap raja fir'aun, kemudian mengajaknya kembali kepada jalan yang benar seraya mempertunjukkan kedua mukjizat yang telah beliau terima dari allah swt. Demi melihat itu, bukan main murkanya fir'aun kepada nabi musa as, segera ia panggil semua ahli sihirnya untuk melawan mukjizat nabi musa as di suatu arena yang telah ditetapkan tempat dan waktunya.
Acara pertandinganpun dimulai. Masing masing ahli sihir fir'aun mengeluarkan ilmunya. Ada yang melempar tali menjadi ular, ada yang melempar tongkatnya menjadi ular berbisa yang menjalar mengelilingi nabi musa as. Melihat itu, nabi musa as mulai merasa ngeri dan ketakutan. Tetapi, segeera allah swt menolongnya dengan firmannya:
"Kami berkata: "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu lah yang paling unggul (menang). Lemparkanlah apa yang ada di tanganmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang" (QS. Thaha: 68-69).
Nabi musa as melemparkan tongkatnya. Maka jadilah ia seekor ular besar yang kemudian menelan semua ular buatan para tukang sihir fir'aun. Bukan main terkejutnya tukang tukang sihir itu, dan mereka sadar bahwa kebenaran berada di pihak musa. Maka dengan serta merta mereka mengakui keunggulan dan beriman kepada nabi musa as. Allah swt menjelaskan hal ini dengan firmannya: "Lalu tukang tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud seraya berkata: "Kami telah percaya kepada tuhan harun dan musa" (QS. Thaha: 70).
Mendapati kanyataan itu, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa istrinya (siti asiah) juga beriman kepada musa as. Maka bertambah marahlah fir'aun, sehingga ia bertindak membabi buta. Para tukang sihir itu dihukum mati, istrinya kemudian disiksa hingga menemui ajalnya, begitu pula semua orang yang beriman. Maka larilah nabi musa as bersama para pengikutnya keluar dari mesir.
Laut Merah Dibelah Dan Fir'aunpun Tenggelam
Karena dikejar oleh fir'aun dan tentaranya, nabi musa as beserta para pengikutnya lari terus hingga di tepi laut merah. Sampai saat itu, nabi musa menemui jalan buntu dan kebingungan. Maka turunlah firman allah swt untuk menolongnya, sebagaimana disebutkan di dalam al-qur'an: "Dan (ingatlah) ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (fir'aun) dan pengikut pengikutnya sedangkan kamu sendiri menyaksikan" (QS. Al-Baqarah: 50).
Nabi Musa Dan Nabi Harun
Raja fir'aun dan tentaranya telah binasa. Tetapi, warisan kekufurannya masih saja tertanam dalam jiwa rakyatnya, sehingga nabi musa as merasakan kesulitan untuk memperbaiki budi pekerti yang telah rusak itu, apalagi dengan sekedar nasihat nasihat. Untuk itu, nabi musa as memohon kepada allah swt, sebagaimana disebutkan didalam al-quran: "Dan saudaraku harun, dia labih petah lidahnya daripadaku. Maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku, sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakan" (QS. Al-Qashash: 34).
Permohonan nabi musa as itu dijawab oleh allah swt: "kami akan membantumu dengan saudaramu, dan kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu, Berangkatlah kamu berdua dengan membawa mukjizat kmi, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang" (QS. Al-Qashash: 35).
Nabi Musa Menerima Firman
Ketika pergi ke gunung sinai, nabi musa as menerima 9 firman dari alah swt selama 40 malam. Selama itu, ditinggalkannya umatnya di bawah pimpinan nabi harus as. Tetapi, selama kepergian nabi musa as itu, umatnya ternyata menjadi lupa diri dan murtad.
Baca Juga:
Post a Comment