Khutbah pertama:
Hadirin jamaah jumat yang berbahagia.
Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam hidup ini. Yang pertama ialah kebaikan (Al-khair), dan yang kedua ialah kebahagiaan (As-sa'adh). Hanya saja masing masing orang mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami hakikat keduanya. Perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya hidup manusia.
Dalam pandangan islam gaya hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
- Gaya Hidup Islami
- Gaya Hidup Jahili.
Gaya hidup islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yatu tauhid. Inilah gaya hidup orang yang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh, yaitu syirik. Inilah gaya hidup orang kafir.
Setiap muslim sudah menjadi keharusan untuk memilih gaya hidup islami dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Hal ini sejalan dengan firman allah berikut ini: "Katakanlah, inilah jalan agamaku, aku dan orang orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada allah dengan hujjah yang nyata, maha suci allah, dan aku tiada termasuk orang orang yang msuryik".
Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa bergaya hidup islami hukumnya wajib atas setiap muslim, dan gaya hidup jahili adalah haram baginya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin dan sangat menyesal, sebab gaya hidup jahili yang diharamkan itulah yang melingkupi sebagian umat islam.
Fenomena ini persis seperti yang pernah di sinyalir oleh rasulullah, beliau bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya". Ada orang yang bertanya: "Ya rasulullah, mengikuti orang persia dan romawi?" Jawab beliau: "Siapa lagi kalau bukan mereka?" (HR. Al-bukhari dari abu hurairah ra, shahih).
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah.
Hadits tersebut menggambarkan suatu zaman di mana sebagian besar umat islam telah kehilangan kepribadian islamnya karena jiwa mereka telah terisi oleh jenis kepribadian yang lain. Mereka kehilangan gaya hidup yang hakiki karena telah mengadopsi gaya hidup jenis lain.
Kiranya tak ada kehilangan yang patut ditangisi selain dari kehilangan kepribadian dan gaya hidup islami. Sebab apalah artinye mengaku sebagai orang islam kalau gaya hidup tak lagi islami, malah persis seperti orang kafir? Inilah bencana kepribadian yang paling besar.
Rasulullah bersabda: "barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan tersebut". (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas, hasan).
Menurut hadits tersebut orang yang gaya hidupnya menyerupai umat yang lain (tasyabbuh) hakikatnya telah menjadi seperti mereka. Lalu dalam hal apakah tasyabbuh itu? Al-munawi berkata: "Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir berpakaian seperti mereka, berlaku/berbuat mengikuti gaya mereka dalam pakaian dan adat istiadat mereka".
Tentu saja lingkup pembicaraan tentang tasyabbuh itu masih cukup luas, namun dalam kesempatan yang singkat ini, tetap mewajibkan diri kita agar memprihatinkan kondisi umat kita saat ini.
hadirin jamaah jumat rahimakumullah.
Satu di antara berbagai bentuk tasyabbuh yang sudah membudaya dan mengakar di masyarakat kita adalah pakaian muslimah. Mungki kita boleh bersenang hati bila melihat berbagai mode busana muslimah telah mulai bersaing dengan mode mode busana jahiliyah. Hanya saja masih sering kita menjumpai busana muslimah yang tidak memenuhi standar seperti yang dikehendaki syariat.
Busana busana itu masih mengadopsi mode expose aurat sebagai ciri pakaian jahiliyah. Adapun yang lebih memprihatinkan lagi adalah busana wanita kita pada umunya, yang mayoritas berama agama islam ini, nyaris tak kita jumpai mode pakaian umum tersebut yang tidak mengekspose aurat.
Kalau tidak mempertontonkan aurat karena terbuka, maka ekspose itu dengan menonjolkan keketatan pakaian. Bahkan malah ada yang lengkap dengan dua bentuk itu, mempertontonkan aurat dan menonjolkan aurat. Belum lagi kejahilan ini secara otomatis dilengkapi dengan tingkah laku yang kata mereka selaras dengan mode pakaian itu. Na'idzubillah min dzalik.
Hadirin marilah kita takut pada ancaman akhrat dalam masalah ini. Tentu kita tidak ingin ada dari keluarga kita yang disiksa dineraka. Ingatlah, Rasulullah pernah bersabda: "Dua golongan ahli neraka yang aku belum melihat mereka (di mataku in) yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan cambuk itu. (yang kedua ialah) Kaum wanita yang berakaian tapi kenyataannya telanjang, Jalannya berlenggak lenggok (berpenampilan menggoda), kepada mereka seolah olah punuk unta yang bergoyang. Mereka it tak akan masuk surga bahkan tak mendapatkan baunya, padahal baunya surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh" (HR. Muslim, dari Abu Hurairah r., shahih).
Jika tasyabbuh dari aspek busana wanita saja sudah sangat memporak porandakn kepribadian umat, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tinggal diam. Sebab di luar sana sudah nyaris seluruh aspek kehidupan umat bertasyabbuh kepada orang kafir yang jelas jelas bergaya hidup jahili.
Khutbah kedua:
Nah hadirin rahimakumullah.
Sebagai penutup khutbah ini saya mengajak kepada kita semua untuk memperhatikan, merenungi dan mentaati sebuah firman allah yang berarti:
"hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. at-Tahrim:6).
Post a Comment