Khutbah pertama :
Melalui khutbah ini, kami berwasiat kepada diri kami dan seluruh kaum muslimin, hedaklah kita senantiasa menjaga dan berusaha meningkatkan ketakwaan kita kepada allah sambil terus berdoa agar diberi keistiqamahan dan diwafatkan dalam keadaan islam.
Kaum muslimin rahima kumullah!
Semua orang pasti ingin selalu bahagia dan tidak pernah menginginkan kesengsaraan walau sejenak. semua orang ingin senantiasa beruntung dan berusaha maksimal menghindari kerugian, namun apa hendak dikata, fakta berbicara lain. Tidak semua yang diinginkan manusia di dunia terwujud, terkadang apa yang justru dihindari menjadi fakta yang harus diterima meski terasa pahit. kerugian terus mendera.
Kenyataan pahit ini disikapi dengan sikap yang berbeda beda, mulai dari sikap ekstrim sampai yang biasa biasa saja. Terkadang sikap itu justru mendatangkan kerugian atau penderitaan baru, seperti bunuh diri, merusak harta benda, mencederai diri sendiri atau mencederai orang lain.
Tapi ada juga yang menyikapi dengan santai, tenang dan penuh kesabaran. Dia menyadari bahwa kerugian yang di alami di dunia bukankalah kerugian hakiki, bukan kerugian yang akan mendatangkan penderitaan abadi, itu bukanlah kerugian yang disebutkan oleh allah swt dalam firmannya:
"Katakanklah, "Sesungguhnya orang orang yang rugi ialah orang orang yang mrugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah uang demikian itu adalah kerugian yang nyata". (QS. Az-zumar: 15).
Kaum muslimin rahima kumullah!
kerugian yang disebutkan dalam ayat di atas itulah kerugian yang hakiki, yang akan menyebabkan penyesalan yang kekal. Kerugian pada hari kiamat, kerugian di saat kebaikan dan keburukan manusia dirimbang dengan timbangan teradil yang tidak mengandung kecurangan sama sekali. Semoga allah swt menyelamatkan kita semua dari kerugian tersebut.
Kerugian pada hari kiamat merupakan akibat dari perbuatan kita selama hidup di dunia. Jika kesempatan hidup ini bisa kita manfaatkan dengan baik dan maksimal, sebagaimana seorang pebisnis memanfaatkan modal usahanya yang sangat terbatas untuk meraih keuntungan sebanyak banyaknya, maka insya allah kita akan terselamatkan dari kerugian tersebut.
Kerugian terburuk yang menimpa seseorang adalah kerugian yang menimpa agamanya, karena kerugian ini akan menyebabkan pendeeritaan abadi di akhirat. Kerugian yang menimpa agama seseorang merupakan musibah terparah bagi seseorang. Oleh karena itu, Di antara doa nabi muhammad saw adalah: "Janganlah engkau menjadikan musibah pada agama kami. Apalagi jika musibah pada agama ini sampai menyeretnya ke lembah kemurtadan."
Diantara ciri orang yang menderita kerugian dengan kerugian hakiki adalah ia melalaikan kesempatan beramal shalih dalam hidupnya. Dia membiarkan kesempatan itu lewat begitu saja, sehingga akhirnya saat kematian tiba, amal kebaikan yang pernah dilakukannya masih sedikit, sementara keburukannya menggunung. Padahal allah swt telah berfirman :
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat ayat kami" (QS. Al-A'raf: 8-9).
Kaum Muslimin rahima kumullah!
Tanda tanda orang merugi lainnya adalah sering mengingkari jaji, membuat kerusakan di muka bumi dengan menyebarkan sybhat dan membangkitkan nafsu syahwat. Orang yang tunduk dan taat kepada orang orang kafir serta meberikan loyalitas kepada mereka, juga di antara ciri orang yang rugi. Al-Qur'an dengan tegas telah mengingatkan perbuatan yang menyebabkan akibat buruk ini. Karena orang orang kafir itu akan berusaha membuat kita seperti mereka.
Allah swt berfirman : "Wahai orang orang yang beriman, jika kamu mentaati orang orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu kebelakang (kepada kekafiran), lalu jadikanlah kamu orang orang yang rugi" (QS. Ali Imran: 149).
Termasuk orang orang yang merugi pada hari kiamat adalah orang yang hanya beribadah kepada allah swt di saat dia mendapatkan annugrah kebaikan, di saat hidupnya nyaman, enak dan makmur atau dia beribadah ke pada allah swt di saat apa yang dilakukan itu bisa mendatangkan keuntungan atau kebaikan duniawi. Allah berfirman :
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata" (QS. Al-Hajj: 11).
Akhirnya, kita memohon kepada allah sswt agar menjaga dan menyelamatkan kita dari kerugian kerugian tersebut.
Khutbah kedua :
Kaum muslimin rahima kumullah!
Setelah mendengarkan pemaparan pada khutbah pertama, tentu kita harus bertany tanya, bagaimanakah cara kita menghindari kerugian tersebut? Manakah usaha yang bisa mendatangkan keuntungan hakiki?
Jawabannya telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dengan penjelasan gemblang dalam al-qur'an surat al-A'ahr. Dalam ayat lain dijelaskan rambu rambu bisnis yang mendatangkan keuntungan serta dijamin tidak akan tersentuh kerugian. Allah berfirman :
"Hai orang orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? yaitu kamu beriman kepada allah swt dan rasulnya dan berjihad di jalan allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya" (QS. Ash-Shaff: 10-11).
Allah swt juga berfirman : "Sesungguhnya orang orang yang selalu membaca kitab allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka dengan diam diam dan terang terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi" (QS. Fathir: 29).
Kaum muslimin rahimakumullah!
Semoga kita semua senantiasa berada dalam hidayah allah swt dan senantiasa mendapatkan taufiq dari allah untuk beramal sesuai dengan aturan allah swt.
Post a Comment