Khutbah Jumat Terbaru: Sampai Kapan Kelalaian Ini Berakhir ?

khutbah jumat terbaru, kelalaian

Jamaah Jum'at rahimakumullah!
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada allah Ta'ala dengan ketakwaan yang sebenar benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan olehnya dan rasul nya saw serta menjahui apa yang dilarang olehnya dan rasulnya saw. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita muhammad saw, kemudian keluarga, sahabat sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Allah swt telah berfirman : "Telah dekat kepada manusia hari menghisap segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling" (QS. Al-Anbiya': 1).

Siapa saja yang memperhatikan keadaan manusia sekarang ini, niscaya akan menemukan kesamaan keadaan mereka dengan ayat di atas. Anda akan melihat mereka lalai terhadap akhirat, lalai terhadap kewajiban agama, lalai terhadap fitrah mereka yang sesungguhnya mereka diciptakan untuk beribadah kepadanya.

Mereka rela memeras pikiran dan tenaga demi mendapatkan dunia dan perhiasannya, namun untuk agama terasa berat memerasnya. Yang lebih menyedihkan lagi adalah mereka mau mengerjakan kewajiban agama jika ujung ujungnya mereka mendapatkan dunia. Rasulullah saw bersabda: "Celaka hamba dinar, hamba dirham dan hamba khamiishah (pakaian mewah). Jika diberi ia senang, jika tidak ia marah, celakalah ia dan tersungkurlah, kalau terkena duri semoga tidak tercabut" (HR. Bukhari).

Semua aktivitas mereka didasari karena dunia, mereka cinta kepada seseorang karena dunia meskipun orang yang dicintainya adalah orang kafir, benci pun karena dunia meskipun orang yang dibencinya adalah orang mukmin, bertengkar karena dunia, bahkan karena dunia mereka meninggalkan perintah rabb mereka.

Jamaah sekalian yang saya hormati!
Perhatikanlah, karena usrusan dunia mereka rela meninggalkan shalat, karena permainan mereka rela mengorbankan harta dan tenaga adapun untuk berinfak dan bersedekah berat sekali melakukannya, karena urusan dunia rela meninggalkan shalat, karena kepentingan dunia mereka rela bermaksiat, karena kenikmatan yang rendah inikah mereka rela meninggalkan perintah rabb mereka yang telah mengaruniai bermacam macam nikmat?

Sampai kapankah kelalaian ini berakhir? Untuk rapat ada waktu, untuk permainan ada waktu, untuk bisnis ada waktu, untuk jalan jalan ada waktu, untuk semuanya ada waktu namun untuk membaca al-qur'an, menhadiri majelis ilmi syar'i, shalat berjamaah, mengerjakan kewajiban agama, dan menambah dengan amalan sunnah.

Banyak di antara mereka yang pandai dan cerdas terhadap masalah dunia, namun tidak pandai dalam masalah akhirat, ia sama sekali tidak memikirkan apa yang bermanfaat buah akhiratnya. "Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedang merekan tentang kehidupan akhirat adalah lalai" (QS.Ar Ruum: 7).

Alangkah semangatnya mereka mengejar harta dan dunia, namun alangkah beratnya mereka melangkahkan kakinya memenuhi panggilan tuhannya. Kita semua tidak mengingkari seseorang mengejar dunia, namun yang jadi masalah adalah jika berlebihan sampai tidak menyisakan waktu untuk akhirat.

Begitulah kenyataannya, waktunya berlalu begitu saja tanpa faedah, bahkan penuh terisi dengan maksiat dan meninggalkan perintah, "Wahai manusia! apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap tuhanmu yang maha pemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang" (QS. Al-Infithar: 6-7).

Ia mengira perbuatannya itu mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan, padahal senarnya mendatangkan kesengsaraan sadar atau tidak sadar. "Dan barang siapa berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kamu akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaha: 124).

Dosa di matanya ibarat lalat menempel di hidung, ia lupa dan lalai pada siapa sebenarnya ia berbuat maksiat. setiap hari  dosa dosa dijalaninya dari mulai dosa kecil hingga dosa besar. Ghibah (gosip), namimah (adu domba), dusta, menuduh orang lain menjadi hal biasa. Khianat, mengambil harta orang lain tanpa kerelaannya, menyakiti tetangga, memutuskan silaturahmi, bermusuhan menjadi bagian dari hidupnya, sombong, 'ujub (bangga diri), hasad dan ghisy (menipu) menjadi akhlaknya.

Mengumbar aurat bagi wanita dan memakai wewangian baginya ketika keluar sudah biasa, memakai sutera dan perhiasan emas bagi laki laki, mencukur habis jenggot, memakai sarung atau celana isbal (melewati mata kaki) maupun lainnya sudah biasa. Dosa kecil dan besar dilaluinya seakan tidak pernah terlintas dihatinya sabda rasulullah tentang dosa kecil :

"Jahuilah dosa dosa yang dianggap kecil, karena sesungguhnya dosa dosa itu apabila berkumpul pada seseorang hamba maka akan membinasakannya" (HR. Ahmad, Shahihul jami', 2687).

Padahal "tidak ada dosa kecil apabila dilakukan terus menerus, dan tidak ada dosa besar apabila diiringi dengan istiqfar". Dan seakan tidak pernah terlintas dihatinya sabda rasulullah saw tentang dosa besar bahwa ia (dosa besar) dapat membinasakan dunia akhirat (Muubiqaat) yang di antaranya.

"Jahuilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan", para sahabat bertanya: "Wahai rasulullah, apa saja itu?" beliau menjawab: "Syirik kepada allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan allah untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba', memakan harta anak yatim, lari dari peperangan dan menuduh zina kepada wanita mukminah yang baik baik lagi tidak tahu menahu" (HR. Bukhari).

Ia tidak lagi sempat bertanya kepada dirinya "Apa akibat dari tindakannya itu?" Apa yang akan terjadi setelah puas mengerjakan perbuatan itu?"

Apakah mereka masih saja lalai terhadap kematian? Apakah mereka masih lalai terhadap hisab, apakah mereka masih saja lalai terhadap kubur? Apakah mereka masih saja lalai terhadap neraka dan apakah mereka masih saja lalai terhadap azab hanya karena ingin mendapatkan kesenangan sesaat? Sampai kapan kelalaian ini berakhir?

"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang senang dan dilalaikan oleh angan angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)" (QS. Al-Hijr: 3)

Yakni biarkanlah saja mereka menikmati hidupnya seperti halnya binatang, yang diurusnya hanya makan, minum dan kesenangan semata, kelak mereka akan mengetahui dan menyesali perbuatannya. Pernahkah terlintas di hatinya bahwa dunia hanya sementara dan hidupnya di dunia merupakan ujian merupakan ujian baginya, apakah ia mampu melaksanakan kewajiban agama yang diembankannya atau tidak ?

Semoga kita semua bisa memperbaiki akhlak kita untuk menjadi hamba yang lebih baik lagi, bisa menjaga amanah yang telah diembankan kepada kita, agar kita tidak tergolong orang orang yang merugi !!
Khutbah Jumat Terbaru: Sampai Kapan Kelalaian Ini Berakhir ? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Post a Comment