Khutbah Jumat Terbaru: Bahaya Ghibah

khutbah jumat terbaru, bahaya ghibah, khutbah

Khutbah pertama :

Jama'ah shalat jumat rahimakumullah!
Khatib mewasiatkan kepada diri khatib pribadi dan juga jama'ah sekalian hendaknya bertakwa kepada allah swt. Barang siap yang bertakwa kepada allah, maka allah akan mencukupinya. Dan barang siapa yang takut kepada manusia, sesungguhnya manusia tidak bisa memberikan manfaat sedikitpun di hadapan allah swt. kita juga harus manyadari bahwa tidak yang bisa mendapatkan rahmt kecuali orang orang yang bertakwa. Tidaklah mendapatkan pahala, kecuali orang orang yang berada di atas ketakwaan.

Jama'ah jumat rahimakumullah!
sebagai agama yang sempurna, islam mengajak berbicara akal, hati dan perasaan, akhlak dan pendidikan. Agama yang muia ini mengharuskan adanya peraturan peraturan agar seorang muslim dapat memiliki hati yang selamat, perasaan yang bersih, menjaga kehormatan lisan, dan menjaga rahasia pribadinya, serta dapat berakhlak mulia terhadap rabbnya, dirinya sendiri, dan seluruh manusia. Allah swt berfirman :

"Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan puba sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari cari keburukan orang lain" (QS. Al-Hujurat: 12).

Pesan Al-Qur'an ini merupakan jawaban dari fenomena yang kita lihat saat ini. Yakni, agar kita terhindar dari perbuatan ghibah (menggunjing), mencari cari kesalahan orang lain. Karena menggunjing merupakan salah satu dosa besar yang membinasakan, merusak agama para pelakunya, baik sebagai pelaku ataupun orang yang rela ketika mendengarkannya. Allag swt berfirman :

"..Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada allah. Sesungguhnya allah maha penerima taubat lagi maha penyayang" (QS. Al-Hujurat: 12).

Kaum muslimin, rahima kumullah!
Menggunjing orang lain tidak lepas dari salah satu dari tiga istilah, yang semuanya disebutkan didalam al-qur'an, yaitu: Ghibah, Ifku, dan Buhtan. Apabila yang kita sebutkan tentang saudara kita itu memang ada pada diri mereka, maka ini disebut ghibah. Apabila kita menyampaikan semua yang kita dengar, maka ini adalah ifku. Dan apabila yang kita sebutkan tidak ada pada diri saudara kita, maka ini dinamakan buhtan.

Ghibah (menggunjing) adalah segala sesuatu yang dapat dipahami dan dimaksudkan untuk menghina, baik berupa perkataan, isyarat atau tulisan. Ghibah juga bisa berupa penghinaan pada seseorang mengenai agama, fisik, akhlak dan keturunannya. Barang siapa yang mencela citptaan allah,  berarti telah mencela penciptanya.

Nabi menyeru pelaku perbuatan ini dengan sabdanya. "Wahai orang orang yang beriman dengan lisannya, namun keimanan itu belum masuk ke dalam hatinya! janganlah kalian menghibah (menggunjing) kaum muslimin. Jangan pula mencari cari aib mereka. Barang siapa yang mencari cari aib mereka, maka allah akan mencari cari aibnya, niscaya allah akan membeberkan aibnya, meskipun dia di dalam rumahnya".

Tentang bahaya menggunjing ini, Hasan al-Bashri berkata, Ghibah, demi allah, lebih cepat merusak agama seseorang daripada ulat yang memakan tubuh mayit". Maka sungguh aneh, jika ada orang yang mengaku sebagai ahlul hq dan ahlul iman, ternyata ia melakukan perbuatan ghibah (menggunjing). Sedangkan dia mengetahui akibat perbuatan buruk tersebut. Firman Allah swt mengingatkan :

"... Adakah seorang di antara kamu suka memakan daging ssaudaranya yang sudah mati? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS Al-Hujurat: 12).

Jama'ah jumat rahimakumullah!
Seburuk buruk ghibah, yaitu menggunjing para pemimpin, para ulama, orang orang berkedudukan, orang orang shalih, dan orang orang yang mengajak berbuat adil. Pelaku ghibah ini merendahkan kedudukan mereka, menghilangkan kewibawaan mereka, menghilangkan kepercayaan terhadap mereka, mencela perbuatan dan usaha mereka, dan meragukan kemampuan mereka.

Bayangkan, tidak disebut seorang yang mulia di hadapannya, kecuali dia rendahkan. Tidaklah muncul orang yang mulia, kecuali dicelanya. tidak pula orang yang shalih, kecuali dia akan menuduhnya. Pelaku ghibah ini, senang menuduh orang orang terpercaya, menggunjing orang orang shalih, pelaku ghibah menanamkan permusuhan dan membingungkan orang orang kebanyakan, memutuskan silaturrahmi dan memecah persatuan.

Allahu Akbar! apakah seorang muslim layak bersikap demikian kepada saudaranya? Wahai pelaku ghibah! setiap orang pasti dicintai dan  dibenci, diridhai dan di marahi, disukai da  dimusuhi. Orang yang berakal dalam mencintai kekasihnya, ia tidak akan berbuat berlebihan. Sebab, mungkin suatu hari orang yang dikasihinya tersebut akan dibencinya. Sebaliknya, manakala seorang muslim harus membenci, maka dia pun bersikap sewajarnya. Sebab mungkin suatu hari orang yang dibencinya akan menjadi kekasihnya. Oleh karena itu, jadilah orang yang selalu menegakkan kebenaran dan bersikap adil. Jangan sampai ketidak sukaan membuat kita berzikap zalim.

Allah berfirman: "Hai orang orang yang beriman hendak lah kamu jadi orang orang yang selalu menegakkan kebenaran karena allah swt, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali kali kebencianmu erhadap sesuatu kaum, mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS Al-Maidah: 8).

Jama'ah shalat jumat rahima kumullah!
Jika dikatakan kepada anda, "Fulan telah menggunjingmu, sampai kami merasa kasihan kepadamu". Maka jawablah dengan perkataan, "Seharusnya dialah yang patut engkau kasihani".

Hendaknya kita bertakwa kepada allah swt. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri, tidak berlebihan dalam berbicara. Sungguh beruntung orang yang bisa menguasai lisannya. Sungguh orang yang terhindar dari menggunjing orang lain, karena ia lebih sibuk mengoreksi dirinya. Sungguh beruntung orang yang berpegang kepada petunjuk al-qur'an, kemudian menghadap allah dengan hati yang khusyu', lisan yang jujur, dan ikhlas mencintai saudaranya.

"Ya rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang orang yang beriman, ya rabb kami, Sesungguhnya engkau maha penyantun lagi maha penyayang" (QS. Al-Hasyr: 10).

Khutbah kedua :

Jama'ah jumat rahima kumullah!
Kami mengingatkan kembali, hendaklah kita jahui perbuatan ghibah, ia mendapatkan dosa yang sama seperti pelakunya. sehinga orang yang mendengarkan ghibah tidak selamat dari dosa, kecuali jika ia mengingkari dengan lisanya, atau dengan hatinya. 

apabila bisa, hendaklah ia tingalkan tempat berlangsungnya ghibah tersebut, atau memutusnya dengan mengalihkan kepada pembicaraan yang lain. karna orang yang diam ketika mendengar ghibah, maka ia termasuk bergabung dengan pelakunya. ibnu al-mubarak mengarahkan "pergilah dari orang yang mengunjing, sebagai mana engkau lari dari kejaran singa"

jemaah jumat rahimakumula. 
setiap orang memiliki cacat dan aib, kesalahan dan kekeliruan oleh karna itu kita jangan merasa mengetahui apa yang tidak diketahui. dari pada mengurusi aib orang lain, mengapa kita tidak menyibukkan diri dengan aib sendiri? jagalah hak dan kehormatan sodaramu! dalam sebuah hadist menyatakan :

"barang siapa yang membela daging ( kehormatan) sodaranya dari ghibah, maka menjadi hak Allah umtuk membebaskanya dari api neraka" (HR. Ahmad) 

"barang siapa membicarakan mukmin dengan sesuatu yang tidak benar adanya, niscaya Allah akan benamkan dia kedalam kubangan nanahnya para penghuni neraka, hinga ia bertaubat dari perkataan tersebut" ( HR.Abudaud dan dinilai sahi oleh alhakim, Adz dzahabi dan al-banani).


Baca Juga :

Khutbah Jumat Terbaru: Bahaya Ghibah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Post a Comment